Wednesday, March 23, 2011

Rumus Matematika Penyebab Kemacetan


Tampaknya pemerintah kota DKI Jakarta serta penduduknya pantas belajar dari pihak peneliti di Amerika Serikat berkait problem kemacetan lalu lintas. Sebab, di luar keterbatasan panjang dan lebar jalan, penyebab terjadinya kemacetan dipicu oleh prilaku buruk pengemudi serta rendahnya kualitas manajemen jalan raya.

Kita semua tahu bahwa kota Jakarta kini telah menjadi neraka bagi seluruh warganya. Tidak cuma pengguna kendaraan bermotor, kemacetan Jakarta bahkan telah mengorbankan kenyamanan para pejalan kaki akibat trotoar kerap dilintasi sepeda motor.
Pengendara kendaraan bermotor di Jakarta seakan tidak punya pilihan. Mereka kerap melanggar karena merasa tak ada rambu atau norma yang dilanggar. Kondisi ini lebih sering terjadi karena minimnya informasi tanda jalan atau lebih karena keterpaksaan akibat waktu.
Mematuhi atau menjalani norma yang berlaku seakan tidak popular di tengah lalu lintas Jakarta sekarang ini. Mereka yang mengalah untuk memberi kelancaran acap kali justru terkurung dalam kemacetan itu sendiri.
Contoh sederhana akan terjadi apabila pengemudi menyalahan lampu sign ketika ingin berbelok. Dalam kondisi ini umumnya kendaraan di belakang tidak memberi jalan. Alhasil, kini kita mudah melihat kendaraan bermotor yang berbelok atau berpindah lajur tanpa memberikan sign.
Teori matematika yang dikeluarkan pihak asuransi di AS ini setidaknya juga telah diterapkan di beberapa jalan di Ibu Kota Jakarta. Namun mengingat kualitas pengendara di Jakarta yang masih rendah terhadap pemahaman pemicu kemacetan, mengakibatkan efektifitas sistem yang diterakan jadi tak terasa.
Gambar ilsutrasi di bawah ini setidaknya bisa menjadi pelajar bagi para penentu kebijakan di DKI Jakarta serta masyarakat pengguna jalan raya. Kecuali kejadian umum, yaitu kecelakaan dan pembangunan jalan, seharusnya kemacetan Jakarta bisa dikurangi apabila pengemudi paham akibat kemacetan.

Tugas Resensi : Novel (Lukisan Hujan)

Nama   : Rizky Eka Prasetya

Kelas    : 3KA10

NPM     : 11108730

RESENSI NOVEL

JUDUL NOVEL          : Lukisan Hujan

PENGARANG            : Sitta Karina

PENERBIT              : Terrant Books

TAHUN                  : 2004

GENRE                   : Novel Remaja

HALAMAN               : 388 halaman

ISBN                      : 979-3750-00-6

Sinopsis Novel :
Bercerita tentang Diaz Hanafiah –keturunan Hanafiah Group yang kaya raya, terkenal dan bagian dari socialite Jakarta. Namun,  karena kesederhanaannya dia jadi sering diolok-olok karena tidak se-elite dan se-glamour sepupu-sepupunya.
Dimulai dari kedatangan tetangga baru seorang cewek bernama Sissy yang langsung menggemparkan teman-temannya di komplek Bintaro Lakeside. Diaz yang penasaran akhirnya malah berkenalan di suatu situasi kurang menyenangkan, tapi justru setelah itu keduanya malah menjadi akrab.
Sissy yang mungil, cantik, dan masih remaja, seperti warna baru dalam hidup Diaz yang semula datar dan monoton. Hubungan abang-adik pun diikrarkan yang sempat membuat Igo sahabat Diaz menjadi cemburu. Diaz yang introvert, dingin dan kaku melebur menjadi kehidupan warna-warni yang indah dengan kehadiran Sissy yang lembut, hangat dan dinamis itu. Mereka bertemu di tengah hujan dan akhirnya menjadi dekat seperti layaknya kaka dan adik.
Tanpa disangka hubungan abang-adik pun berubah menjadi hubungan lawan jenis yang lazim. Sampai kedatangan Anggia–cinta Diaz di masa lalu– yang membuat hubungan keduanya menjadi merenggang.
Namun cinta diaz yang telah terbiasa bersama sissy membuat Diaz lebih memilih bersama sissy walaupun sissy merasa tidak enak dengan anggia.
Cerita ini berakhir bahagia dengan cinta diaz yang besar terhadap sissy.

Kelebihan :
  • Novel ini adalah novel yang memiliki imajinasi tinggi, lucu, dan menarik .
  • Novel ini membuat pembaca berimajinasi lewat ceritanya yang sangat detail.
  • Semuanya membuat  kita menghayal bebas.

Kekurangan :
  • Bahasanya yang remaja sekali
  • Alur ceritanya yang terkadang maju mundur yang membuat kita harus fokus saat membaca